Hidup itu penuh misteri. Sedetail apapun kita memprediksi satu detik ke depan, ga ada yang tahu benar atau salah. Sesuatu yang kita prediksi akan berlangsung dengan penuh canda tawa justru berlangsung dengan berlinang airmata. Begitu juga sebaliknya.
Seperti kata seseorang kepadaku yang saat itu menyimpan keindahan, "Aku bisa kasih kamu pensil sebanyak apapun kamu minta. Aku juga mampu ngasih kamu berjuta-juta lembar kertas."
Ketika itu aku ga tau apa yang dia maksud. Aku hanya bisa menanggapi dengan jawaban yang bercanda, "Cuma itu doang? Pensil sama kertas? Kenapa aku harus minta banyak-banyak ke kamu?"
Dengan senyum manisnya, dia menjawab, "Kamu itu lucu. Hehehe. Kamu itu tipikal orang yang selalu menargetkan sesuatu dan merencanakan hal-hal ajaib dalam hidup kamu, dan itu selalu kamu tulis. Makanya aku nawarin banyak pensil dan kertas. Kamu selalu percaya kalau kamu pasti bisa meraih apa yang telah kamu tulis. Tapi ada satu hal yang kamu lupakan, bahkan terabaikan."
"Maksudnya? Satu hal apa?" Aku benar-benar bingung apa maksud dari pembicaraan ini. Dan lagi, dia menjawab dengan tersenyum, "Kamu lupa kalau kamu tidak punya penghapus."
Lugu atau oon, apalah itu. Aku nunjukkin penghapus yang aku punya ke dia sambil menjawab, "Lah ini aku punya penghapus kok."
Yah, gelak tawa pun keluar dari mulutnya. "Ca, Ca. Aku perjelas ya. Penghapus yang aku maksud itu kehendak Tuhan. Bukan penghapus karet. Gini nih, kamu boleh nulis sebanyak apapun rencana-rencana di dalam hidup dengan pensil di selembar kertas. Tapi, penghapusnya harus kamu kasih ke Tuhan, karna cuma Dialah yang seharusnya memegang penghapus tersebut. Yang lebih tau rencana mana yang terbaik buat hidup kamu, buat agama kamu, buat keluarga kamu, dan buat hal lainnya. Hal-hal yang tidak baik akan Dia hapus. Tuhan kan selalu memberikan yang terbaik untuk umat-Nya. Dan ketika rencana kamu Tuhan hapus, jangan sampai kamu negatif thinking kepada-Nya. Di belakang hari kamu akan bersyukur hal tersebut Tuhan hapus."
Tertegun aku mendengar kata-katanya. Ngga nyangka dia sedewasa itu.
~ Mulai saat itu, aku selalu mengingat kata-katanya ketika akan menulis target atau rencana, ketika selesai menulis target atau rencana. Dan ketika target tersebut tercapai bahkan ketika tidak tercapai. Walau kini dirinya tak seindah dulu, namun kata-katanya akan selalu indah di hati sebagai penyemangat.
Whoaaa, jadi intinya "Anda pemegang pensil dan kertas, berikan penghapus kepada Tuhan"
Seperti kata seseorang kepadaku yang saat itu menyimpan keindahan, "Aku bisa kasih kamu pensil sebanyak apapun kamu minta. Aku juga mampu ngasih kamu berjuta-juta lembar kertas."
Ketika itu aku ga tau apa yang dia maksud. Aku hanya bisa menanggapi dengan jawaban yang bercanda, "Cuma itu doang? Pensil sama kertas? Kenapa aku harus minta banyak-banyak ke kamu?"
Dengan senyum manisnya, dia menjawab, "Kamu itu lucu. Hehehe. Kamu itu tipikal orang yang selalu menargetkan sesuatu dan merencanakan hal-hal ajaib dalam hidup kamu, dan itu selalu kamu tulis. Makanya aku nawarin banyak pensil dan kertas. Kamu selalu percaya kalau kamu pasti bisa meraih apa yang telah kamu tulis. Tapi ada satu hal yang kamu lupakan, bahkan terabaikan."
"Maksudnya? Satu hal apa?" Aku benar-benar bingung apa maksud dari pembicaraan ini. Dan lagi, dia menjawab dengan tersenyum, "Kamu lupa kalau kamu tidak punya penghapus."
Lugu atau oon, apalah itu. Aku nunjukkin penghapus yang aku punya ke dia sambil menjawab, "Lah ini aku punya penghapus kok."
Yah, gelak tawa pun keluar dari mulutnya. "Ca, Ca. Aku perjelas ya. Penghapus yang aku maksud itu kehendak Tuhan. Bukan penghapus karet. Gini nih, kamu boleh nulis sebanyak apapun rencana-rencana di dalam hidup dengan pensil di selembar kertas. Tapi, penghapusnya harus kamu kasih ke Tuhan, karna cuma Dialah yang seharusnya memegang penghapus tersebut. Yang lebih tau rencana mana yang terbaik buat hidup kamu, buat agama kamu, buat keluarga kamu, dan buat hal lainnya. Hal-hal yang tidak baik akan Dia hapus. Tuhan kan selalu memberikan yang terbaik untuk umat-Nya. Dan ketika rencana kamu Tuhan hapus, jangan sampai kamu negatif thinking kepada-Nya. Di belakang hari kamu akan bersyukur hal tersebut Tuhan hapus."
Tertegun aku mendengar kata-katanya. Ngga nyangka dia sedewasa itu.
~ Mulai saat itu, aku selalu mengingat kata-katanya ketika akan menulis target atau rencana, ketika selesai menulis target atau rencana. Dan ketika target tersebut tercapai bahkan ketika tidak tercapai. Walau kini dirinya tak seindah dulu, namun kata-katanya akan selalu indah di hati sebagai penyemangat.
Whoaaa, jadi intinya "Anda pemegang pensil dan kertas, berikan penghapus kepada Tuhan"
Komentar
Posting Komentar