“Emang
dari Hongkong”, “Udah ke Hongkong mungkin”, dll sering kali kita mendengar kata
Hongkong diplesetkan menjadi lelucon atau sindiran yang asal usul pemilihan
kota tersebut pun tidak diketahui. Bisa jadi karena unsur huruf vocal O yang
menjadikannya tenar. Atau mungkin, karena impian kebanyakan orang ingin
menyinggahi kota tersebut yang dewasa ini terkenal akan kemodernisasian dalam
bidang arsitektur. Dan, itulah yang menjadi topic postingan saya kali ini.
Hong
Kong, resminya Daerah Administratif Khusus Hong Kong, merupakan satu dari dua
Daerah Administratif Khusus yang merupakan bagian dari negara Republik Rakyat
Tiongkok, satunya lagi adalah Makau. Pada tanggal 1 Juli 1997, daerah ini
secara resmi diserahkan oleh pemerintah Britania Raya kepada Republik Rakyat
Tiongkok. Sebelum diserahkan pada tahun 1997, Hong Kong adalah koloni Britania
Raya. Di bawah kebijakan Satu Negara Dua Sistem ciptaan Deng Xiaoping, Hong
Kong menikmati otonomi dari pemerintah RRT seperti pada sistem hukum, mata
uang, bea cukai, imigrasi, peraturan jalan yang tetap berjalan di jalur kiri.
Urusan yang ditangani oleh Beijing adalah pertahanan nasional dan hubungan
diplomatik. Otonomi ini berlaku di Hong Kong (minimal) untuk 50 tahun dihitung
dari tahun 1997.
Saat
dihadapkan dengan kurangnya lahan tersedia, Hong Kong memutuskan untuk melihat
ke atas. Kini, kota dunia Asia memiliki lebih dari 7.600 pencakar langit,
gedung tinggi dan bangunan ikonik lain yang menjadikannya etalase hidup
arsitektur kontemporer internasional terbaik. Dengan Hongkong sendiri
menyumbang 1.233 bangunan pencakar
langit.
Kepadatan
penduduk yang tinggi ini disebabkan karena semakin sedikitnya lahan kosong yang
tersedia, dan jarak rata-rata antara tepi pantai dengan pegunungan curam di
Pulau Hong Kong berkisar 1.3 km (0.81 mi), banyak juga diantaranya
dari tanah reklamasi. Kekurangan lahan ini menyebabkan berdirinya kantor-kantor
dan perumahan tingkat tinggi. 36 dari 100 bangunan tempat tinggal tertinggi
dunia ada di Hong Kong. Lebih banyak penduduk Hong Kong yang tinggal atau
bekerja di lantai 14 atau lebih, menjadikannya kota paling vertikal di dunia.
Sebagai
akibat dari kekurangan lahan dan permintaan konstruksi, sedikit gedung tua yang
tersisa, dan kota ini menjadi pusat arsitektur modern. International Commerce
Centre (ICC), dengan ketinggian 484 m, adalah gedung tertinggi di Hong
Kong dan ketiga tertinggi di dunia. Gedung tertinggi sebelum ICC adalah Two
International Finance Centre, dengan ketinggian 415 m. Gedung lain yang terkenal adalah Gedung kantor
pusat HSBC Hong Kong, Central Plaza, The Center; A Symphony of Lights dan Menara
Bank of China. Pemandangan Hong Kong juga sering disebut sebagai yang terbaik
di dunia, dengan sekelilingnya pegunungan dan Pelabuhan Victoria. Kebanyakan gedung
tertua yang tersisa, seperti Tsim Sha Tsui Clock Tower, Central Police Station,
dan sisa-sisa Kowloon Walled City dibangun pada abad ke-19 dan awal abad 20.
Terus
menatap masa depan sambil selalu menghargai masa lalu, Hong Kong bernapas dalam
dualitas kota modern yang diperkaya oleh masyarakat terdahulu. Para pengunjung
kota dunia Asia diundang untuk menikmati mahakarya yang telah menembus awan.
Ada
banyak pembangunan yang sedang dilakukan, termasuk pembangunan gedung-gedung
pemerintah baru, pembangunan ulang
waterfront di Central, dan beberapa
proyek di Kowloon Barat. Banyak pengembangan baru diarahkan ke sisi lain
Pelabuhan Victoria di Kowloon, semenjak penutupan Bandara Kai Tak tahun 1998. Urban Renewal Authority aktif dalam
menghancurkan kawasan tua, termasuk pembangunan ulang kawasan Kwun Tong,
pendekatan yang dikritisi karena dampaknya pada identitas budaya dan masyarakat
berpenghasilan menengah bawah.
Komentar
Posting Komentar