Semua hal berhubungan dengan waktu, tanpa terkecuali. Matahari terbit dan terbenam. Pohon hijau berfotosintesis. Kelelawar tidur pagi, malam terjaga. Orang-orang hilir mudik dijalanan kota pagi hari, ada yg sekolah, ada yg berangkat kerja, atau lain halnya. Sekilas contoh waktu teratur yg sudah terjadwal, baik aturan individu, masyarakat, ataupun alam.
Tapi ini bukan tentang waktu mereka. Ini tentang kita. Waktu yg menurutku terlalu cepat berlalu. Waktu yg selalu menakutkanku akan kepergian, kehilangan, kesendirian akan dirimu. Ku kira waktu 'itu' masih jalan jauh di depan sana, ternyata dia berlari ke belakang sangat cepat, menghampiri kita yg berada diantara kasih dan sayang. Hmm tapi tidak, bisa jadi... Tanpa sadar, kita yg berlari mengejar waktu (?) who knows, except Allah. Jika waktu yg menghampiri kita, ingin rasanya kumatikan waktu agar kita tak mengenal waktu, tidak ada batasan untuk bersama. Jika kita yg mengejar waktu, aku harap hanya di dalam mimpi, ya hanya mimpi. Ku pastikan aku tidak akan melanjutkan tidurku, segera bangun dan mencari kesadaran bahwa kau dan aku masih bersama.
Namun yg terjadi sekarang, aku rasa waktu yg menghampiri kita. Tak membiarkan kita merasakan lebih lama lagi tertawa bersama di malam hari, berujar kerinduan di setiap waktu, mencintai di kala jantung berdetak. Awalnya aku kira ini hanya mimpi, aku berusaha membangunkan diriku sendiri, menutup mata begitu lama... Berharap jika terbuka nanti, ini hanya mimpi buruk. Tapi..... Berka-kali ku buka-tutup mata, tetap tak berubah, rasa sakit itu masih ada, sangat dalam, teramat dalam. Ini bukan mimpi. Kita benar2 lepas. Entah terlepas atau melepaskan. Tak bisakah waktu saja yg kita lepas dalam cerita ini? Bukan justru kita. Aku dan kamu. Tidak terbilang lama, tapi cinta ini sudah mengakar.
Waktu...lepaslah dirimu dalam cerita aku dan dia.
MENGAPA UTANG LUAR NEGERI INDONESIA TERUS NAIK? (180,7 milyar dolar AS di tahun 2010 naik menjadi 214,5 milyar dolar AS di tahun 2011) Setelah dikalkulasikan, tahun 2012, setiap anak yang baru lahir mendapat beban utang Rp 8 juta..... Ada beberapa penyebab meningkatnya utang Luar negeri Indonesia secara umum yaitu: 1. Defisit Transaksi Berjalan (TB) TB merupakan perbandingan antara jumlah pembayaran yang diterima dari luar negeri dan jumlah pembayaran ke luar negeri. Dengan kata lain, menunjukkan operasi total perdagangan luar negeri, neraca perdagangan, dan keseimbangan antara ekspor dan impor, pembayaran transfer. Lima tahun sebelum krisis ekonomi (1992/1993 – 1996/1997) indonesia mengalami defisit TB masing-masing tiap tahun (jutaan) : $2,311; $2,740; $3,248; $6,757 dan $7,847. Maka untuk menutup defisit itu pemerintah melakukan pinjaman luar negeri. Sementara pada 2010, transaksi berjalan surplus US$5,643 miliar dan 2009 transaksi berjalan surplus US$10,628 mil...
Komentar
Posting Komentar